Walaupun dengan persiapan yang singkat, tetapi Imam Ali Syabana, Muhammad Elvan Akmaldi Adil dan Nadya Anastasya Eka Putri mampu menorehkan juara harapa 2 pada lomba Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Radar Mojokerto.
Sesaat sebelum penganugerahan LKTI Radar Mojokerto di Sunrise, tim webste SMA Negeri 3 Mojokerto mewancarai ketiga siswa berbakat ini. Sambil memakai masker, mereka bertiga menerangkan tentang proses penulisan LKTI Radar Mojokerto.
“Saya dapat info dari bu Inuk bahwa ada lomba LKTI dari Radar Mojokerto. Kemudian kami konsultasikan beberapa objek penelitian yang akan kami angkat. Tetapi kemudian kita mantap memilih judul, optimalisasi potensi wisata religi berbasis kearifan lokal melalui metode company profile di Kelurahan Kauman Kec. Prajuritkulon Kota Mojokerto” terang Imam Ali Syabana.
Judul ini, kata Imam Ali Syabana, dilatarbelakangi rasa penasaran mereka terhadap suatu wilayah dekat Masjid Agung yang bernama Kauman. Kauman ini dipersepi sebagai wilayah yang memiliki banyak kaum berimannya.
Untuk mendukung data data penulisannya, menurut Muhammad Elvan Akmaldi, mereka membaca tulisan tulisan di jurnal ilmiah terkait penelitian yang berhubungan dengan Kauman. Selain itu, mereka juga melakukan wawancara dengan penduduk setempat.
“Kami memerlukan waktu satu minggu untuk mencari data. Selain membaca penelitian penelitian di jurnal, kami juga melakukan wawancara dengan penduduk setempat. Setelah itu, satu minggu kemudian, kami baru melakukan penulisan” terang Muhammad Elvan Akhmaldi.
Setelah naskah tulisan itu selesai, mereka kemudian mengirim naskah itu melalui email panitia lomba LKTI. Beberapa hari kemudian mereka mendapat pengumuman bila tulisan mereka masuk final.
“Alhamdulillah dari 93 naskah yang masuk, tulisan kami bisa masuk final. Dan kami bertiga diundang ke radar Mojokerto untuk mempresentasikan hasil penelitian kami. Kami sempat nervous sebab dewan jurinya orang hebat dan profesional dibidangnya” jelas Nadya Anastasya.
“Kami pun harus puas menjadi juara harapan” sahut M. Elvan,
“Mungkin salah satu kendala kami saat ikut lomba ini yaitu waktu, karena kami harus membagi waktu untuk mengikuti pembelajaran daring dan mengerjakan karya ilmiah untuk perlombaan. Tidak hanya menulis saja, kami juga harus melakukan pengamatan, penelitian, serta wawancara” imbuh M. Elvan.
“Tetapi kami siap memperbaiki dari kekurangan kekurangan ini. Dan kami berharap ke depan, apabila kami atau siswa siswa SMAGHA mengikuti lomba LKTI, bisa lebih sukses dengan menjuarai karya karya tulis lainnya” Imam menambahkan keterangannya sebelum dipanggil naik panggung. (Fais Sumarno, Isno)