Judul : Bakri, Sang Guru Demonstran
Nama Pengarang : Isno el Keyyis
Nama Penerbit : CV. Pustaka Ilmu Group Yogyakarta
Tahun Terbit : 2018
Jumlah Halaman :228
ISBN: 978-602-6835-77-2
Novel ini ditulis dari pengalaman penulis bergumul dengan cerita cerita para guru tentang idealisme sebagai seorang guru. Bakri sebagai tokoh utama dalam novel ini digambarkan sebagai sosok guru idealis yang berusaha melakukan kejujuran dan kebenaran ketika menjalani tugas sebagai guru. Seperti pada konflik pertam dalam dalam novel ini yaitu Bakri yang dikeluarkan dari sekolah tempat ia mengajar karena sebagai pengawa ujian nasional ia telah menindak siswa yang melakukan kecurangan saat mengerjakan ujian. Lalu Bakri pindah mengajar di sekolah swasta dan menemui kasus baru yaitu melawan kepala sekolah yang melakukan kesewenang-wenangan. Meskipun perjuangan Bakri berhasil, namun ia lagi-lagi dipecat. Tahap selanjutnya Bakri pindah di Madrasah Aliyah. Ia mengajar di sana bersama sahabatnya bernama Pak Anwar yang berjuang dengannya di sekolah swasta dulu. Tetapi ketika Pak Anwar memiliki kasus saat mengajar, Bakri melepas statusnya sebagai guru karena kepala sekolah di MA tersebut tidak memiliki kepedulian terhadap Pak Anwar sehingga membuat Bakri marah. Novel ini diakhiri dengan cerita Bakri yang memperjuangkan hak anak yatim ketika ia menjadi guru TPQ di desa terpencil ujung selatan Lamongan.
Kelebihan cerita dalam novel ini adalah penulis yang bisa menceritakan banyak konflik yang terjadi di dunia pendidikan secara ringkas dari sisi seorang guru ketika mengajar. Penulis seolah menyalurkan rahasia keluh kesah para guru yang selama ini terkubur dalam hati mereka ketika mendidik muridnya dalam setiap konflik yang dialami oleh para guru dalam novel ini yang dapat menyadarkan pembacanya untuk mengetahui fakta sulitnya menjadi guru. Tokoh utama dalam cerita ini Bakri, mempunyai karakter yang kuat membuat pembaca novel ini terinspirasi untuk memiliki prinsip-prinsip seperti Bakri. Jalan cerita yang tidak membosankan juga dimiliki oleh novel ini.
Adapun beberapa kekurangan dalam novel tersebut adalah masih banyaknya kesalahan penulisan, pengetikan, tanda baca, penulisan kalimat yang masih rumpang (seperti pada halaman V yaitu “Alhamdulilah penulis telah selesai novel pendidikan pembangunan jiwa”), dan penulisan spasi yang salah (seperti pada halaman 110). Selain itu ada beberapa istilah-istilah Jawa yang digunakan banyak yang tidak diberi keterangan sehingga sulit dipahami oleh orang yang tidak mengerti artinya. Untuk cerita dalam novel tersebut sangat sedikit kekurangannya yaitu hanya saja ceritanya tidak memiliki ending (gantung).Selain itu latar waktu ketika tokoh beraktivitas juga kurang jelas.
Novel ini mengangkat kumpulan cerita dan pengalaman serta konflik yang dialami oleh guru-guru ketika mengajar di sekolah dengan menyampaikan fakta-fakta kasus yang sering terjadi. Novel ini menyadarkan mata dunia tentang betapa kerasnya perjuangan seorang guru dalam melakukan tugas dan kewajibannya. Sehingga tak hanya cocok dibaca oleh guru saja, namun cocok dibaca untuk semua kalangan masyarakat. Dengan segala kelebihan yang dimilik, novel ini sangat bermanfaat bagi para pembacanya.
Perensensi
Eviolina Tiara A