Namanya Wahyuddin Hasani Widodo. Alumnus SMA Negeri 3 Mojokerto pada tahun 2017. Ia meraih prestasi gemilang dalam Outstanding Achievement Awards 19th Seasons World Film Carnival untuk kategori short films dan silent film di Singapura. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi warga Mojokerto khususnya keluarga besar SMA Negeri 3 Mojokerto.
Laki-laki kelahiran Malang pada 12 Juli 1999 ini mengaku, bahwa ia mengenal dunia perfilman saat ia menjadi anggota sekbid 9 OSIS SMA Negeri 3 Mojokerto. Pada waktu menjadi anggota sekbid 9 OSIS SMA Negeri 3 Mojokerto ini, ia mengikuti beberapa workshop film. Sehingga ia kemudian terinspirasi membuat film karya ia sendiri. Film film karyanya yang berhasil dibuat saat masih duduk dibangku SMA adalah Eskpresi saya hari ini. Dari kompetensinya ini, mengantarkan Wahyu bersama rekannya, Indra dan Nafi, ditunjuk untuk mewakili Kota Mojokerto pada ajang FLS2N 2018 ke tingkat provinsi. Pengalamannya semakin bertambah saat mereka juga mengikuti festival film di Surabaya dan karyanya berhasil menjadi 3 karya terbaik.
CINEMA WITHOUT MAGIC” adalah film yang membuat nama Wahyu semakin besar karena karyanya yang satu ini merupakan film yang menang dalam ajang bergengsi di Singapura (19th Seasons World Film Carnival). Alasan ia mengambil judul Cinema Without Magic ini adalah dunia digitalisasi yang semakin canggih tak terbatas oleh ruang menjadikan daya kontrol film sekarang terletak pada penonton bukan magic dari para filmmaker.
Tentang kesuksesannya menjadi filmmaker, Wahyu mengaku, tidak bisa dilepaskan dari sosok guru yang sangat telaten mendampingi ia dalam berkarya. Guru tersebut adalah Inuk Wijayati Ningsih S.Pd.
“ Tahun 2016 menjadi tahun yang emosional bagi saya, tahun dimana saya untuk pertama kalinya mengenal sinema dan segala hal di dalamnya, mungkin jika di tahun itu bu Inuk Wijayati Ningsih tidak menemukan saya dan potensi saya entah sekarang saya melanjutkan studi dimana, karena secara akademis juga tidak bisa diandalkan” Kenang Wahyu.
Wahyu berpesan kepada sobat-sobat SMAN 3 Kota Mojokerto, agar di era digitial, harus memiliki pola pikir terbuka dan memanfaatkan teknologi serta menggali potensi diri yang menjadi passion,
“Di era digital yang serba mudah ini, pola pikir kalian semua harus semakin terbuka dan memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin terutama dalam menentukan passion dan carrier.”
(Eviolina Tiara A)